Berbicara tentang tingkah laku manusia, seringkali kita menjumpai dua istilah: kebiasaan dan tata kelakuan. Meskipun kedengarannya seolah-olah mereka mengacu kepada hal yang sama, namun sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup signifikan terutama jika dilihat dari aspek kekuatannya.
Kebiasaan: Dari Kekuatan Rutinitas
Kebiasaan adalah perilaku yang diulang-ulang oleh seseorang sampai menjadi suatu pola. Kebiasaan merujuk pada perilaku yang kita lakukan secara rutin, spontan, dan seringkali tanpa kami benar-benar menyadarinya. Ini adalah bagian integral dari identitas kita. Beberapa contoh kebiasaan meliputi cara kita menyikat gigi, makan, berpakaian, dan sebagainya.
Pada kebiasaan, kekuatan terletak pada rutinitas dan frekuensi. Seorang individu dapat menjadi sangat terikat dengan kebiasaan mereka karena perilaku ini telah ditanam dalam jadwal dan pola mereka sehari-hari. Secara psikologis, kebiasaan seringkali memberikan rasa aman dan konsistensi. Selain itu, banyak kebiasaan yang menjadi otomatis dan tidak memerlukan pemikiran aktif.
Tata Kelakuan: Kekuatan dalam Regulasi dan Sanksi
Sementara itu, tata kelakuan atau etika merujuk pada seperangkat aturan, norma, atau standar yang mengatur perilaku individu atau kelompok. Tata kelakuan biasanya didefinisikan dan diatur oleh masyarakat, organisasi, atau lembaga tertentu. Misalnya, sekolah memiliki kode etik untuk siswanya, dan perusahaan memiliki kode etik karyawan.
Dalam hal tata kelakuan, kekuatan ada dalam regulasi dan potensi sanksi. Tata kelakuan memiliki kekuatan untuk mengarahkan dan mengendalikan perilaku karena konsekuensinya. Jika seseorang melanggar tata kelakuan, akan ada konsekuensi, mulai dari teguran hingga sanksi yang lebih serius seperti pemecatan atau pengucilan sosial.
Menjembatani Kebiasaan dan Tata Kelakuan
Menariknya, dalam konteks tertentu, kebiasaan dan tata kelakuan dapat saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Sebagai contoh, jika dalam lingkungan kerja diadakan program untuk mendorong kebiasaan hidup sehat, maka kebiasaan makan sehat dan berolahraga secara rutin bisa menjadi bagian dari tata kelakuan atau etika di lingkungan tersebut.
Sebaliknya, tata kelakuan juga bisa menjadi kebiasaan. Ketika seseorang berulang kali mengikuti suatu tata kelakuan, perilaku tersebut bisa menjadi kebiasaan. Misalnya, jika di lingkungan sekolah terdapat tata kelakuan agar siswa tidak membuang sampah sembarangan, maka lama-kelamaan perilaku tersebut bisa menjadi kebiasaan bagi siswa.
Pada akhirnya, memahami perbedaan antara kebiasaan dan tata kelakuan adalah penting untuk membantu kita memahami dan mengarahkan perilaku kita sendiri. Dengan memahami dimana letak kekuatan dari kebiasaan dan tata kelakuan, kita dapat merancang strategi yang efektif untuk membentuk perilaku positif dan mengubah perilaku negatif.