Zakat adalah salah satu dari lima pilar Islam yang berarti “peningkatan” dalam bahasa Arab, merujuk pada kewajiban memberikan sebagian harta kita kepada mereka yang kurang beruntung. Menurut ajaran Islam, setiap Muslim yang memiliki harta di atas batasan tertentu, yang dikenal sebagai Nisab, diharuskan membayar zakat.
Apa Itu Nisab?
Nisab adalah batas minimal dari harta seseorang yang memenuhi syarat untuk dikenakan zakat. Dalam konteks zakat, ini adalah jumlah minimum yang jika dimiliki oleh seseorang, membuat seseorang wajib membayar zakat. Nisab diperlukan untuk memastikan bahwa hanya mereka yang memiliki cukup harta yang dikenakan zakat, sementara mereka dengan harta yang kurang dari batas ini dibebaskan dari kewajiban ini.
Menghitung Nisab
Nisab ditentukan berdasarkan harta atau aset yang dimiliki seseorang, tidak hanya uang tunai namun juga properti, bisnis, dan lain sebagainya. Ada beberapa metode yang digunakan untuk menghitung Nisab, salah satunya adalah dengan menggunakan harga emas atau perak. Misalnya, jika harga 85 gram emas adalah 5 juta rupiah, maka Nisab dalam kasus ini adalah 5 juta rupiah. Selain itu, Nisab juga dapat dihitung berdasarkan hasil pertanian, ternak, dan lain-lain.
Pengeluaran Zakat
Bila seseorang telah memenuhi kriteria Nisab, maka seorang Muslim diharuskan untuk mengeluarkan zakatnya. Zakat biasanya 2,5% dari total harta yang dimiliki. Namun, ada beberapa perbedaan dalam penghitungan tergantung pada jenis harta atau aset. Contohnya, zakat untuk hasil pertanian dihitung sebesar 5% atau 10% tergantuan pada metode irigasinya.
Zakat merupakan bentuk ibadah dan ibadah ini memainkan peran penting dalam membantu membangun dan mempertahankan keadilan sosial dalam masyarakat. Dengan adanya batasan minimal atau yang disebut Nisab, zakat ini membantu untuk memastikan bahwa hanya mereka yang benar-benar mampu yang memberikan kontribusi, menjamin bahwa beban ini tidak membebani yang kurang mampu.