Sejarah adalah studi tentang masa lalu; bagaimana manusia telah berevolusi sepanjang waktu. Untuk memahami ini, sejarawan perlu merujuk pada berbagai sumber sejarah – berupa artefak, dokumen-dokumen kuno, catatan-catatan pelancongan, pintura dan lain-lain. Namun, apa yang akan terjadi jika seorang sejarawan tidak menggunakan sumber ini dalam penulisan sejarahnya?
Penulis Sejarah dan Sumber Sejarah
Sumber sejarah adalah jembatan penghubung antara masa lalu dan masa sekarang. Mereka memberi wawasan tentang bagaimana hidup dan peristiwa berlangsung selama periode tertentu. Biasanya, ada dua jenis sumber sejarah: primer dan sekunder. Primer adalah sumber pertama yang memberikan bukti langsung tentang suatu peristiwa, seperti artefak atau dokumen-dokumen asli. Sekunder adalah analisis atau interpretasi dari sumber primer oleh orang lain.
Sejarawan selalu mengandalkan sumber-sumber ini untuk menyusun narasi sejarah yang akurat. Sumber ini membantu mereka memahami konteks, membentuk hipotesis, dan memvalidasi temuan mereka.
Konsekuensi Tidak Menggunakan Sumber Sejarah
Jika seorang sejarawan memutuskan untuk tidak menggunakan sumber sejarah dalam penulisan mereka, ada beberapa konsekuensi serius yang akan terjadi.
- Ketidakakuratan Fakta: Fakta yang disajikan mungkin tidak akurat atau salah, karena tidak ada bukti konkret yang mendukung klaim. Ini berdampak pada kredibilitas penelitian dan dapat menyesatkan pembaca atau orang lain yang mengacu pada pekerjaan tersebut.
- Subjektivitas: Tanpa bukti yang memadai, penulis sejarah mungkin mendistorsi peristiwa masa lalu berdasarkan interpretasi pribadi mereka. Ini berarti bahwa hasilnya bisa menjadi sangat bias dan mungkin tidak mencerminkan realitas sebenarnya.
- Kekurangan Konteks: Sumber sejarah memberi kita konteks tentang waktu dan situasi di mana peristiwa tertentu terjadi. Tanpa konteks ini, akan sulit untuk memahami sepenuhnya alasan dan konsekuensi dari peristiwa tersebut.
Keseimbangan Subjektivitas dan Objektivitas
Meskipun subjektivitas seorang sejarawan dapat membawa perspektif baru dan segar ke dalam peristiwa masa lalu, penting untuk dicapai keseimbangan antara subjektivitas dan objektivitas. Menggunakan sumber sejarah yang tepat adalah salah satu cara untuk mencapai keseimbangan ini.
Dalam dunia sejarah di mana kebenaran adalah suatu poin yang mutlak, penulisan sejarah yang tidak didukung oleh sumber sejarah yang akurat dan relevan lebih cenderung menjadi opini pribadi dari seorang sejarawan daripada fakta sejarah. Jadi, sejarawan harus selalu berusaha untuk mencari, memvalidasi, dan menggunakan sumber sejarah yang relevan dalam karya mereka untuk memastikan integritas dan akurasi informasi.
Dengan demikian, sumber sejarah berperan penting dalam penulisan sejarah. Mereka tidak hanya membantu menyusun narasi yang koheren dan kredibel, tetapi juga memberikan konteks yang penting untuk pemahaman yang lebih baik tentang peristiwa masa lalu. Tanpa sumber sejarah, penulisan sejarah berisiko menjadi salah, tidak lengkap, dan bias.